Muswil LKAAM Pangkalan Koto Baru Diselimuti Skandal: KAN Tanjung Balik Disingkirkan, Ilegal Logging Masuk!”




Diduga pelaku ilegal loging hadir diruangan tersebut




Limapuluh Kota – Musyawarah Wilayah (Muswil) Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kecamatan Pangkalan Koto Baru pada Selasa (16/9/2025) berubah menjadi kontroversi besar. Agenda yang seharusnya menjadi wadah persatuan ninik mamak justru diwarnai skandal yang mencoreng marwah adat Minangkabau.


KAN Tanjung Balik, salah satu nagari sah di Kecamatan Pangkalan Koto Baru, tidak diundang sama sekali. Padahal Muswil kali ini membahas hal krusial: pemilihan ketua LKAAM baru setelah masa jabatan lama berakhir.


Yang lebih mengejutkan, informasi di lapangan menyebut panitia justru mengundang Jefry Domo, sosok yang dikenal publik sebagai pelaku ilegal logging. Ia bukan warga Tanjung Balik, melainkan berdomisili di Pekanbaru dan Salemba. Kehadirannya membuat banyak pihak geram dan mempertanyakan integritas penyelenggara.


“Ini penghinaan terhadap ninik mamak. KAN Tanjung Balik yang jelas bagian dari Pangkalan Koto Baru tidak dianggap, sementara orang luar yang rekam jejaknya bermasalah malah dijadikan tamu terhormat. Ada permainan apa di balik semua ini?” tegas salah seorang ninik mamak penuh amarah.


Ironisnya, Wakil Ketua KAN, Iwan Dt Marajo, bukannya memberi jalan keluar justru terkesan melempar bola panas. Alih-alih menyelesaikan persoalan, sikapnya dianggap memperkeruh suasana dan menambah kekecewaan masyarakat adat.



Kondisi ini menimbulkan spekulasi liar. Banyak yang menduga ada manuver politik terselubung. Nama Syamsu Akmal disebut-sebut berada di balik skenario ini. Tujuannya dituding tidak lain untuk mengendalikan kepemimpinan adat dengan cara menggeser suara asli nagari.


Jika dugaan itu benar, maka Muswil kali ini bukan lagi forum musyawarah adat, melainkan arena politik penuh intrik. LKAAM terancam kehilangan marwahnya, dari rumah persatuan menjadi panggung kepentingan.


Hingga berita ini diturunkan, panitia Muswil LKAAM Kecamatan Pangkalan Koto Baru belum memberikan klarifikasi resmi. Sementara itu, keresahan terus membara di tengah ninik mamak. Masyarakat adat kini menunggu jawaban tegas:


👉 Apakah Muswil ini untuk ninik mamak, atau untuk kepentingan segelintir orang yang haus kuasa?


Dan satu pertanyaan yang lebih menohok kembali mencuat:


👉Jika adat sudah dipermainkan, maka yang runtuh bukan hanya marwah ninik mamak, tapi juga kepercayaan masyarakat pada lembaga adat itu sendiri. Dan ketika marwah sudah jatuh, siapa lagi yang akan menghormati LKAAM?”



(Eka Yahya)


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال